Mitos Populer Mengenai Susu

Susu, minuman yang dianggap kaya manfaat dan menjadi salah satu penunjang untuk kesehatan memiliki beberapa mitos populer.

Tak jarang berbagai mitos muncul karena kurangnya informasi mengenai fakta yang sebenarnya mengenai susu. Tentu susu memiliki manfaat yang sangat banyak, tetapi memang untuk mengkonsumsi susu juga harus memperhatikan kadarnya, karena apa pun jika dikonsumsi secara berlebih tentu tidak baik.

Kembali ke mitos mengenai susu, ada banyak mitos yang ada di masyarakat mengenai beberapa mitos tentang susu, namun sebenarnya bagaimana faktanya?

Mitos 1 – Lemak susu memicu kolesterol dan kegemukan

Mungkin ini adalah mitos yang sangat populer di masyarakat. Minum susu kerap kali dianggap memicu kolestorol tinggi dan menjadi salah satu pemicu kegemukan.

Faktanya, susu memang memiliki lemak, tetapi kadar lemak yang terkandung dalam susu masih dalam batas wajar. Anda hanya bisa mengalami kegemukan jika mengkonsumsi segala sesuatu secara berlebihan termasuk susu. Dan untuk kolesterol, susu sama sekali tidak menjadi pemicu untuk kolesterol.

Mitos 2 – Mengkonsumsi susu berlebih bisa merusak ginjal

Mitos lain yang tidak kalah populer adalah susu dianggap dapat merusak ginjal apabila dikonsumsi secara berlebih.

Sebenarnya ini tak salah, tetapi tak benar juga. Kondisi susu dapat merusak ginjak tergatung apakah kondisi orang tersebut terdapat batu ginjal atau tidak. Jika memiliki permasalahan batu ginjal, mengkonsumsmi susu secara berlebih memang menyebabkan permasalahan pada ginjal, tetapi jika tidak maka tidak perlu khawatir karena susu tidak merusak ginjal.

Mitos 3 – Susu tidak dibutuhkan lagi untuk orang dewasa

Susu mungkin banyak diidentikan dengan anak kecil atau orang yang telah lanjut usia. Melihat kecenderungan ini, ada mitos jika orang dewasa tidak membutuhkan susu lagi.

Faktanya, baik orang dewasa, anak kecil hingga lanjut usia tetap membutuhkan susu untuk membantu memenuhi kebutuhan kalsium harian.

Mitos 4 – Susu menyebabkan diare

Ini sama seperti mitos 2. Diare karena susu tergantung bagaimana kondisi seseorang.

Jika seseorang yang menderita penyakit intoleransi laktosa, maka mengkonsumsi susu umum memang bisa menyebabkan diare. Tetapi bagi mereka yang tidak mengalami hal tersebut, mengkonsumsi susu sama sekali tidak menyebabkan diare.

Bagi penderita intoleransi laktosa sendiri bisa menggantikan susu biasa dengan produk olahan susu lainnya seperti yoghurt dan keju.