Beberapa Alasan Junk Food Tidak Bagus Untuk Kesehatan

Beberapa Alasan Junk Food Tidak Bagus Untuk Kesehatan

Junk food adalah makanan yang padat kalori dan miskin nutrisi. Dalam beberapa dekade terakhir, makanan cepat saji, makanan cepat saji, dan kenyamanan konsumsi makanan di Amerika Serikat telah meningkat secara dramatis, dengan 25 persen orang kini mengonsumsi makanan diet junk food.

Tren ini telah terjadi bersamaan dengan meningkatnya epidemi berbagai penyakit kronis dan menyumbang daftar panjang alasan mengapa makan junk food itu buruk.

Kegemukan

Makanan sampah memainkan peran utama dalam epidemi obesitas. Pada tahun 2050, tingkat obesitas di AS diperkirakan akan mencapai 42 persen, menurut para peneliti di Harvard University. Anak-anak yang makan makanan cepat saji sebagai bagian rutin dari makanan mereka mengonsumsi lebih banyak lemak, karbohidrat dan gula olahan dan lebih sedikit serat daripada mereka yang tidak makan makanan cepat saji secara teratur. Junk food dalam makanan anak-anak ini menyumbang 187 kalori tambahan per hari, yang mengarah ke 6 pon tambahan berat badan per tahun. Obesitas meningkatkan risiko Anda untuk penyakit kardiovaskular, diabetes dan banyak kondisi kesehatan kronis lainnya.

Diabetes

Tingkat insulin Anda menjadi tinggi ketika Anda makan gula olahan, seperti yang ada di minuman ringan, tepung putih dan makanan lain yang tidak mengandung serat dan nutrisi yang diperlukan untuk memetabolisme karbohidrat dengan baik. Makan junk food sepanjang hari menyebabkan tingkat insulin kronis tinggi, yang akhirnya mendorong sel-sel Anda untuk mulai mengabaikan hormon penting ini, menghasilkan kondisi yang dikenal sebagai resistensi insulin. Pada akhirnya, obesitas dan diabetes tipe 2 dapat terjadi. Sejak tahun 1980-an, diabetes tipe 2, yang sedikit pada remaja, telah meningkat menjadi 15 persen.

Depresi

Makanan sampah dapat menyebabkan depresi pada remaja, menurut Andrew F. Smith, penulis buku “Makanan Cepat Saji dan Junk Food: Sebuah Ensiklopedia Tentang Apa yang Kita Suka Makan.” Perubahan hormonal saat pubertas membuat remaja lebih rentan terhadap perubahan suasana hati dan perilaku. Diet yang sehat berperan dalam menjaga kadar hormon tetap seimbang, sementara diet tinggi makanan sampah tidak memenuhi persyaratan ini. Mengkonsumsi lemak trans, lemak jenuh dan makanan olahan dikaitkan dengan peningkatan hingga 58 persen dalam risiko depresi.

Kekurangan Nutrisi

Pemrosesan yang menghilangkan vitamin, mineral, dan serat membuat makanan sampah menjadi sumber kalori kosong yang disepelekan oleh ahli gizi. Anak-anak yang makan banyak makanan sampah dapat mengembangkan kekurangan nutrisi yang menyebabkan energi rendah, perubahan suasana hati, gangguan tidur dan prestasi akademik yang buruk, di antara kondisi kesehatan lainnya, menurut University of New Hampshire Cooperative Extension.